ISLAMIK

Apakah Sebenarnya Syarat Untuk Doa Dimakbulkan? Bila Dan Bagaimana Berdoa Semasa Solat ?

Memohon kepda Allah SWT adalah satu permintaan, pengharapan di hati kita supaya hajat kita dikabulkan oleh Allah SWT. (Untuk mendapatkan sesuatu daripada Allah SWT).

Berdoa menurut istilah syarak ialah pemohonan pertolongan dan bantuan oleh seorang hamba dari Tuhannya .Hakikat doa iaitu menzahirkan kefakiran, kelemahan dan kehinaan diri kepada Allah yang di dalamnya termetrai pengagungan terhadap Allah SWT dan mengiktiraf sifat kemulian dan pemurahNya.

Definisi doa yang dinyatakan oleh Imam al-Khattabi rahimahullah menjelaskan bahawa doa merupakan pohonan seorang hamba dari Allah s.w.t, sepertimana firman Allah swt di dalam surah al-Baqarah ayat 186:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنّي فَإِنّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ [البقرة:186]

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”

Terdapat 8 syarat-syarat doa akan dimakbulkan :

Syarat-syarat tersebut adalah:

Pertama, ikhlas. Ibnu Katsir mengatakan bahwa setiap orang yang beribadah dan berdo’a hendaknya dengan ikhlas serta menyelisihi orang-orang musyrik dalam cara dan madzhab mereka.

Kedua, ittiba’ (mengikut) kepada Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam, termasuk dalam segala bentuk ibadah. Allah berfirman (yang ertinya), “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu” (Surah. Al Ahzaab ayat 21)

Ketiga, yakin bahawa doanya akan dikabulkan. Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Berdoalah kalian kepada Allah dalam keadaan yakin akan terkabulnya doa itu” (HR. Tirmidzi).

Jika seorang hamba berdoa kepada Allah sementara ia tidak yakin Allah akan mengabulkan doanya, maka doanya akan menjadi sia-sia. Allah berfirman yang bermaksud, “Berdoalah kepada-Ku, nescaya akan Kuperkenankan bagimu” (Surah Ghafir ayat 60).

Keempat, kekhusyukan di hadapan Allah. Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Ketahuilah bahawa Allah tidak akan mengabulkan doa dari seseorang yang lalai dan tidak serius” (HR. Tirmidzi). Seringkali seseorang berdoa setelah solat namun tidak merasakan apa yang diucapkannya.

Imam Ahmad bin Hanbal berkata, “Tahukah kalian bagaimana seharusnya seorang muslim berdoa?” Mereka bertanya, “Bagaimanakah itu wahai Imam?”

Beliau menjawab, “Tahukah kalian bagaimana seseorang yang berada di tengah gelombang lautan, sementara ia hanya memiliki sebatang kayu, dan ia pun akan tenggelam? Kemudian orang ini berdoa dengan mengatakan, ‘Ya Rabbi, selamatkanlah aku! Ya Rabbi, selamatkanlah aku!’ Maka demikianlah seharusnya seorang muslim berdoa (kepada Allah)”.

Hal ini memperlihatkan bahawa sudah selayaknya seorang hamba yakin bahawa tidak ada lagi yang mampu menyelamatkannya selain Rabbnya sehingga ia akan kembali kepada-Nya dalam keadaan apapun dan berdoa kepada-Nya kerana rasa memelukan yang lahir dari kelemahan diri.

Allah berfirman maksudnya, “Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan jika ia berdoa kepada-Nya…” (Surah An Naml ayat 62).

Kelima, tidak isti’jal (tergesa-gesa minta cepat terkabulnya doa). Dari Abu Hurairah, Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Akan dikabulkan doa seseorang di antara kalian sepanjang ia tidak tergesa-gesa. Ia berkata, ‘Aku telah berdoa dan berdoa, namun aku tidak melihat terkabulnya doaku’, sehingga ia pun tidak lagi berdoa” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah).

Orang yang tergesa-gesa dalam berdoa kemudian meninggalkannya kerana merasa tak juga dikabulkan doanya bagaikan orang yang menanami ladangnya dengan menabur benih. Namun ketika benih itu mulai tumbuh, ia mengatakan, “Agaknya benih-benih ini tidak akan tumbuh”, dan kemudian ia meninggalkannya begitu saja.

Keenam, hanya makan yang halal, termasuk di dalamnya adalah menghasilkan harta dari sesuatu yang halal. Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah itu baik, dan tidak akan menerima selain yang baik.

Allah memerintah orang-orang mukmin seperti apa yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul” (HR. Muslim, Tirmidzi). Dalam firman-Nya, Allah memerintahkan (yang ertinya), “Hai Rasul-rasul, makanlah dari makanan yng baik-baik, dan kerjakanlah amal soleh…” (Surah Al Mukminuun ayat 51).

Ketujuh, tidak berdoa untuk sesuatu yang berdosa. Dari Abu Said, Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Apabila seorang muslim berdoa dan tidak memohon sesuatu yang berdosa atau pemutusan kerabat kecuali akan dikabulkan oleh Allah salah satu dari tiga:

Akan dikabulkan doanya, atau ditunda untuk simpanan di akhirat, atau menghilangkan daripadanya keburukan yang semisalnya” (HR. Ahmad 3/18. Imam Al-Mundziri mengatakannya Jayyid (bagus) Targhib 2/478)7.

Kelapan, husnudzon (berbaik sangka) kepada Allah SWT bahawa Dia akan mengabulkan doa kita. Kalaupun tak dikabulkan, itu kerana hikmah yang Allah lebih mengetahuinya. Dalam hadis Qudsi, Allah berfirman (yang artinya), “Aku bergantung prasangka hamba-Ku kepada-Ku” (HR Bukhari).

Solat itu sendiri adalah doa maka keseluruhan solat adalah doa hamba kepada Allah SWT.

Terdapat 3 tempat doa secara khusus iaitu ketika membaca doa iftitah, ketika membaca surah al-Fatihah dan ketika duduk di antara dua sujud. Jika solat subuh ketika membaca doa qunut.

Tambahan doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW iaitu ketika selesai tahyat akhir sebelum salam.

Sumber: tanyalahustaz58.blogspot.com

Leave a Comment